Minggu, 06 Juli 2014

PAPUA AKAN HILANG - ANALISIS SOSIAL GLOBAL

PAPUA AKAN HILANG - ANALISIS SOSIAL GLOBAL
oleh
DOMAIN YSKP - PAPUA BARAT



            Asumsi saya bahwa suatu saat, Papua akan hilang. Mengamati fenomena sosial di Papua dari hari ke hari penuh ketaksaan (ambiguitas) dan seperti buah semalakama (ambivalensi). Saya melihat gejala yang kuat mengarah pada penghilangan Kepapuaan nanti. Alasan kuat yang mendasar adalah, contoh kecil saja bahwa pendatang yang berkunjung ke Papua cenderung tidak menghargai Identitas papua sebagai local etnic asli, hal itu terlihat seperti arsitek pendatang yang ditampilkan di papua, "masa arsitek toraja bisa dibangun di papua". Dimana pemerintah? bagaimana fungsi kontrolnya?. Saat sekarang ini pun generasi muda papua cenderung bergaya asing tanpa sadar mereka ikut meruntuhkan sistem nilai Papua, contohnya kebanyakan generasi sekarang tidak lagi fasih berbahasa daerah, bahkan ada yang tidak mengetahuinya sama sekali. Fulgarisme style aneh yang sedang dipertontonkan oleh generasi sekarang, bahkan ada beberapa anak mudah yang kami tanyakan mengapa tidak fasih bahasa daerahnya, malah ia berkata ah kuno, bikin malu saja pake bahasa. Ditambah lagi ketidak cintaanya kepada nilai-nilai cultur Papua menjadikan pribadi generasi Papua yang miskin papa dan kehilangan identitas. Bila seseorang kehilangan identitasnya, maka akan ada dua hal yang terjadi dalam hidupnya, 1. Hak-haknya akan digeser oleh pendatang. 2. Dia akan dianggap sebagai orang asing, dan sebaliknya dia akan merasa asing diatas tanahnya sendiri.

       inilah salah satu hal yang membuat Pribumi Papua tergeserkan dari tanahnya. Menurut kami, semua orang pendatang yang datang ke Papua, termasuk masyarakatnya, sudah tidak lagi mengindahkan nilai-nilai budays Papua yang ada. Banyak bangunan dibuat seenaknya, bahkan nyawa orang papua pun dicabut seenaknya bila mana ada yang mempersoalkan etnic-identitas. Pola hidup yang tidak memperhatikan nilai-nilai tradisi local wisdom Papua.
Pemerintah juga kurang peduli dengan tata-aturan dalam pembangunan daerah yang berpihak kepada sosial, budaya dan religi Papua berdasar atas asas UU. 21, 2001. tentang OTSUS, dan UU. No. 30. 2008. tentang kewenangan khusus bagi daerah OTSUS yang tujuannya menyentuh masyarakat sesuai dengan sosial budaya setempat. Kami berasumsi bahwa pemerintah daerah Papua tidak fokus melihat Papua, mereka cenderung berorientasi mengejar proyek, dan menjadikan pendatang sebagai investasi politik masa bagi kepentingan politik ke depan.
         Pernyataan kami diatas diabstraksikan dalam dua premis. 1. Bahwa kekayaan Ppua yang menggiurkan dan menjanjikan itu masih berada dalam "satu kesatuan wilayah geopolitik indonesia" sehingga warga indonesia dari sabang - ambon berhak untuk mengunjungi atau mungkin menetap di wilayah-wilayah tertentu dimana itu masih berada di dalam kerangka negara yang bernama indonesia. 2. Mungkin sebagai suatu strategi penghancuran ideologi tentang kepapuaan. ada seorang kerabat saya dari Austria namanya "Kristian warta" mengatakan bahwa, jika identitas sebuah suku itu hilang, maka suku itu juga dianggap hilang. Disandingkan dengan grafik urbanisasi penduduk non papua yang membanjiri Papua setiap kapal yang kurang lebih 2.700 orang pendatang, mengigatkan saya pada ungkapan tersebut, apalagi perkembangan generasi muda yang sudah keluar jauh dari identitasnya, pasti sangat gampang tergusurkan.
        Secara empiris, perpindahan penduduk atau urbanisasi di Indonesia adalah imbas kesenjangan pembangunan dan pengembangan antara satu wilayah dengan wilayah lainnya. Akibat pertahanan etnic-identitas yang rapuh dan dibarengi dengan lemahnya kontrol pemerintah setempat mengakibatkan penduduk setempat beserta adat istiadat dan budaya (cultur, etnic-identitas) tergusur ke pinggiran dan "menonton" dinamika pembangunan yang merujuk pada akulturasi, sambil memprediksi apa, bagaimana dan kapan harus menguasai tanah dan kekayaan disekitarnya sambil memperkuat ekonomi pribadi. 

       Harapan saya, ketika mengungkapkan ini, semoga generasi Papua sadar dan pemerintah daerah harus mengambil andil dalam menyusun harkat dan martabat etnic-identitas guna eksistensi KEPAPUAAN.

salam hangat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar